Demam Berdarah Dengue (DBD) adalah penyakit yang disebabkan oleh virus dengue dan ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti. Penyakit ini menjadi perhatian serius di Indonesia, terutama saat musim hujan tiba, karena jumlah kasus sering kali meningkat secara signifikan.

PAFI KAB. KEPULAUAN ANAMBAS (PERSATUAN AHLI FARMASI INDONESIA) menekankan pentingnya pencegahan DBD sejak dini. Sebab, DBD bukan hanya menyerang anak-anak, tetapi juga orang dewasa. Tingkat kematiannya pun cukup tinggi jika tidak segera ditangani. Oleh karena itu, mengenal gejala dan cara pencegahannya merupakan langkah awal yang sangat penting bagi setiap keluarga.

Apa Itu Demam Berdarah Dengue (DBD)?

DBD disebabkan oleh virus dengue yang masuk ke tubuh manusia melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti. Nyamuk ini aktif menggigit pada pagi hingga sore hari, berbeda dengan nyamuk malam pada umumnya. Virus dengue memiliki empat serotipe, dan seseorang bisa terkena lebih dari satu kali karena infeksi serotipe yang berbeda.

Gejala umum DBD antara lain:

  • Demam tinggi mendadak (mencapai 39–40°C)

  • Sakit kepala hebat

  • Nyeri di belakang mata

  • Nyeri otot dan sendi

  • Ruam kulit

  • Mual dan muntah

  • Terkadang muncul bintik-bintik merah akibat perdarahan di bawah kulit

PAFI KAB. KEPULAUAN ANAMBAS mengimbau agar masyarakat tidak menyepelekan gejala-gejala tersebut, terutama saat musim hujan. Jika ditemukan tanda-tanda tersebut, segera periksakan diri ke fasilitas kesehatan terdekat.

Mengapa Pencegahan DBD Itu Penting?

Hingga saat ini belum ditemukan obat khusus untuk menyembuhkan DBD. Pengobatan hanya bersifat suportif atau mendukung, seperti menjaga asupan cairan dan istirahat total. Oleh karena itu, langkah terbaik adalah mencegah agar kita tidak sampai terinfeksi.

PAFI KAB. KEPULAUAN ANAMBAS berperan aktif dalam kampanye pencegahan DBD dengan mengedukasi masyarakat tentang pentingnya menjaga kebersihan lingkungan dan memberantas sarang nyamuk.

Langkah-langkah Pencegahan DBD

Berikut beberapa langkah praktis yang dapat dilakukan masyarakat untuk mencegah penyebaran DBD di lingkungan tempat tinggal:

1. Melakukan 3M Plus

Langkah utama dalam mencegah DBD adalah menerapkan prinsip 3M Plus, yaitu:

  • Menguras: Bersihkan tempat penampungan air secara rutin, seperti bak mandi, drum, atau ember minimal seminggu sekali.

  • Menutup: Tutup rapat semua wadah penampungan air agar nyamuk tidak dapat berkembang biak.

  • Memanfaatkan kembali atau mendaur ulang barang bekas yang berpotensi menjadi tempat perkembangbiakan nyamuk.

Adapun “Plus” berarti menambahkan tindakan lain seperti menggunakan kelambu, obat nyamuk, menanam tanaman pengusir nyamuk, dan memasang kawat kasa pada ventilasi rumah.

PAFI KAB. KEPULAUAN ANAMBAS menyarankan agar kegiatan 3M Plus dilakukan serentak di lingkungan rumah dan komunitas agar lebih efektif.

2. Fogging (Pengasapan)

Fogging atau pengasapan bisa membunuh nyamuk dewasa, tetapi bukan solusi jangka panjang karena tidak membunuh jentik nyamuk. Oleh sebab itu, fogging hanya dilakukan saat ada kasus DBD di suatu wilayah sebagai langkah penanggulangan cepat.

PAFI KAB. KEPULAUAN ANAMBAS mendukung program fogging yang dilakukan oleh pemerintah, namun menekankan bahwa pembersihan sarang nyamuk tetap lebih penting.

3. Menggunakan Obat Anti Nyamuk

Obat nyamuk, baik dalam bentuk semprot, bakar, maupun lotion, bisa menjadi perlindungan tambahan dari gigitan nyamuk. Gunakan terutama pada pagi dan sore hari ketika Aedes aegypti paling aktif.

PAFI KAB. KEPULAUAN ANAMBAS menganjurkan penggunaan produk yang aman bagi anak-anak dan tidak menimbulkan iritasi.

4. Menanam Tanaman Pengusir Nyamuk

Tanaman seperti lavender, serai wangi, dan kemangi dikenal mampu mengusir nyamuk secara alami. Menanamnya di pekarangan rumah bisa menjadi solusi alami dan estetis dalam mencegah DBD.

PAFI KAB. KEPULAUAN ANAMBAS juga telah mengadakan pelatihan di beberapa desa tentang pemanfaatan tanaman herbal sebagai bagian dari kesehatan preventif.

5. Edukasi Keluarga dan Anak-anak

Anak-anak sering bermain di luar rumah tanpa menyadari bahaya gigitan nyamuk. Oleh karena itu, penting untuk memberikan edukasi sejak dini mengenai DBD dan cara pencegahannya, termasuk memakai pakaian tertutup saat beraktivitas di luar ruangan.

PAFI KAB. KEPULAUAN ANAMBAS sering melakukan sosialisasi ke sekolah-sekolah sebagai bentuk edukasi dini kepada generasi muda.

Peran PAFI KAB. KEPULAUAN ANAMBAS dalam Pencegahan DBD

Sebagai bagian dari PERSATUAN AHLI FARMASI INDONESIA, PAFI KAB. KEPULAUAN ANAMBAS aktif berkontribusi dalam upaya pencegahan penyakit menular termasuk DBD. Melalui para apoteker yang tergabung di dalamnya, PAFI memberikan penyuluhan, informasi penggunaan obat, serta menyediakan layanan kesehatan dasar di masyarakat.

PAFI KAB. KEPULAUAN ANAMBAS juga terlibat dalam kerja sama dengan dinas kesehatan setempat untuk pemantauan kasus DBD dan edukasi lintas komunitas.

DBD adalah penyakit yang bisa dicegah dengan usaha bersama. Tidak cukup hanya mengandalkan fogging atau pengobatan, tetapi yang lebih utama adalah menjaga kebersihan lingkungan dan mencegah nyamuk berkembang biak.

PAFI KAB. KEPULAUAN ANAMBAS (PERSATUAN AHLI FARMASI INDONESIA) mengajak seluruh lapisan masyarakat untuk berperan aktif dalam pencegahan DBD. Mari terapkan 3M Plus, gunakan pelindung diri, dan terus waspada terhadap gejala-gejala DBD agar keluarga kita selalu terlindungi.